25 February 2015

Lestari, Perempuan Perintis Penganyam Perubahan di Wonosobo

Lestari, biasa dipanggil Tari, adalah perempuan muda yang memilih kembali ke daerah asalnya di Wonosobo, setelah sebelumnya sempat beberapa tahun aktif menggeluti advokasi di Jogjakarta. Perseinggungan Tari dengan kegiatan perubahan sosial dimulai sejak masih SMA saat mengikuti pelatihan pengorganisasian rakyat di Wonosobo. Setelahnya, Tari berkecimpung di aktivitas pengorganisasian di Jogjakarta.




Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan Tari di Wonosobo dilakukan terhadap kelompok perempuan dalam bentuk simpan pinjam dan pengolahan pasca panen. Dua kecamatan sebagai konsentrasi kerja-kerja pengorganisasian yang dilakukan adalah Kecamatan Wadas Lintang dan Kecamatan Kepil. Kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan ini untuk menunjang usaha pembuatan keset, sapu, sale pisang, keripik, dan ceriping singkong.

Kegiatan simpan pinjam dan usaha pasca panen yang didampingi ini merupakan strategi pendekatan awal atas 3 sasaran utama perubahan yang diinginkan Tari, yaitu keamanan lahan usaha, peningkatan ekonomi melalui peningkatan produksi, dan pemasaran hasil produksi. Impian meningkatnya kapasitas masyarakat melalui pendampingan dan pendidikan diharapkan dapat memastikan terjadinya perubahan di tingkat masyarakat.

Tari memfokuskan pengorganisasiannya di 4 desa di 2 kecamatan, sekalipun sesungguhnya kebutuhan pengorganisasian yang diperlukan di 9 desa di 6 Kecamatan. Keterbatasan atas biaya operasional untuk kerja-kerja pengorganisasian memang dirasakan Tari. Suami Tari, Diantoro, juga memilih melakukan kegiatan pendidikan bagi anak-anak kaum tani yang tidak mampu dalam bentuk sekolah di sebuah pesantren di Kapencar-Wonosobo. Kegiatan pendidikan ini dilakukan Diantoro di antara usaha tour & travel wisata di wilayah Wonosobo yang dilakukan bersama sejawatnya di Jakarta. Usaha ini tidak cukup banyak bisa membantu operasional pengorganisasian suami-istri ini.

Oleh karenanya, Tari mengambil strategi memperkecil wilayah cakupan pengorganisasian. Padahal, di sekitar wilayah kerja Tari terdapat beberapa desa yang bersinggungan dengan Perhutani terkait dengan akses kelola masyarakat terhadap hutan.

Tari dan Dian berharap nantinya petani di sekitar Perhutani dapat mengelola lahan secara aman. Oleh karenanya saat ini mereka sedang mempersiapkan data dasar untuk nantinya akan mengajukan akses kelola secara legal. Hal ini diyakini mereka akan memberikan keamanan produksi dan kepastian usaha bagi petani di sekitar lahan Perhutani.

No comments:

Post a Comment